Pasar
Beringharjo, Dulu Terindah Di Jawa
PEMBANGUNAN
Pasar Beringharjo oleh Nederlandcsh
Indishe Beton Maatschappij di tahun 1920-an dilakukan secara bertahap.
Tahap pertama membangun sebelas bangunan los beton, sebagai los utama.
Pembangunan tahap pertama ini selesai pada 25 Maret 1925. Pembangunan tahap
kedua dilanjutkan dengan membangun bangunan kios-kios permanen di bagian
selatan, yang selesai di bulan Agustus tahun 1925 itu juga. Bangunan sebalah
barat termasuk bagian depan pasar dibangun pada pembangunan tahap ketiga yang
dimulai September 1925. Pembangunan tahap ketiga ini memerlukan waktu sekitar
setengah tahun. Tepatnya sekitar bulan Maret 1926 pembangunannya selesai.
Sebulan
setelah pembangunannya selesai, tepatnya di bulan April 1926 pasar baru di
areal bekas pasar rakyat yang kemudian populer dengan nama Pasar Gedhe itu
mulai ditempati. Hanya saja sejauh ini tidak ada data maupun dokumen yang jelas
tentang bagaimana prosedur masuknya para pedagang ke pasar baru yang indah dan
megah itu. Sama sekali tidak jelas, apakah para pedagang tradisional atau
pedagang kelas rakyat yang semula bertahun-tahun menempati areal pasar rakyat
di lapangan itu juga bisa masuk menjadi pedagang di dalam Pasar Gedhe tersebut.
Pasar Termegah
Ketika
pembangunan Pasar Beringharjo selesai di tahun 1926, pasar ini oleh penguasa
Belanda waktu itu dinyatakan sebagai pasar termegah dan terindah di Jawa. Di
kalangan orang-orang Belanda Pasar Beringharjo waktu itu populer dengan sebutan
sebagai “Een der mooiste passers op Jawa”.
Penilaian sebagai pasar terindah dan termegah, serta termodern pada waktu itu,
telah menyebar ke seluruh Jawa, bahkan ke wilayah-wilayah Hindia Belanda
lainnya. Oleh karenanya, sejak masa itu Pasar Beringharjo (Pasar Gedhe) telah
menjadi tujuan belanja orang-orang Belanda dari kota-kota lain yang datang ke Yogyakarta.
Sejak berubah
dari pasar rakyat atau pasar tradisional ke pasar yang lebih representatif,
Pasar Gedhe tidak hanya sekadar menjadi tempat belanja dan tempat masyarakat
mencari keperluan rumahtangganya sehari-hari, tapi juga telah menjadi semacam
“tempat berwisata”. Pasar ini hampir sepanjang hari dipenuhi pengunjung, tidak
hanya pengunjung yang memang sengaja datang untuk berbelanja, tapi juga
pengunjung yang hanya sekadar datang untuk “berwisata”, melihat-lihat dan
menghibur diri. Pengunjungnya pun tidak hanya penduduk yang tinggal di wilayah
pusat kerajaan atau Kutonegoro dan Negoro Agung, maupun dari daerah-daerah
pinggiran serta pesisiran, tapi juga orang-orang Belanda.
Tuan-tuan dan
nyonya-nyonya Belanda maupun sinyo-sinyo dan noni-noni Belanda selalu datang ke
Pasar Gedhe. Barang-barang yang sering mereka cari di pasar ini di antaranya
kain-kain batik, kain-kain lurik dan benda-benda kerajinan rakyat, serta
makanan-makanan tradisional. Sejak masa itu Pasar Gedhe memang sudah dikenal
sebagai pasar yang menyediakan bahan-bahan sandang batik, kerajinan-kerajinan
rakyat serta pusat makanan tradisional.
Sejak kapan
nama Beringharjo benar-benar melekat di Pasar Gedhe? Nama Pasar Gedhe yang
sudah populer sejak tahun 1926 dan dikenal sampai ke kota-kota lain di luar Yogyakarta
itu terus digunakan sampai akhir pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono VIII.
Ketika Sri Sultan Hamengku Buwono IX naik tahta menggantikan ayahandanya
beberapa tahun menjelang datangnya Balatentara Jepang, nama Pasar Gedhe itu
diganti dengan nama baru yakni Pasar Beringharjo.
Pemberian nama
Beringharjo sebagai pengganti nama Pasar Gedhe tentu tidak terlepas dari
sejarah panjang awal mula berdirinya Keraton Yogyakarta. Sejak Keraton
Yogyakarta dibangun di atas tanah hutan Beringan, maka kawasan hutan Beringan
pun dalam waktu relatif singkat telah berubah menjadi kawasan pemukiman dan
pusat keramaian. Berbagai bangunan penting telah dibangun di arealnya, di
antaranya Loji Kebon (Gedung Agung), Benteng Vredeburg, dan kemudian Pasar
Gedhe.
Nama Beringharjo
memang berkaitan erat dengan nama hutan Beringan. Nama “Bering” diambil dari
nama Beringan, sedang nama “harjo”
mempunyai arti kawasana yang indah, nyaman, tenteram dan bersih. Jadi
Beringharjo bisa diartikan sebagai suatu wilayah di hutan Beringan yang indah,
nyaman, tenteram dan bersih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar