Pertemuan ke-1: Manajemen Media Massa
MENGENAL
DAN MEMAHAMI
MEDIA MASSA
APA
yang dimaksud dengan media massa?
Di
dalam Ensiklopedi Pers Indonesia disebutkan, media massa merupakan saluran yang
digunakan oleh jurnalistik atau komunikasi massa. (Kurniawan Junaedhie, 1991).
Tetapi
secara umum juga diartikan, media massa adalah media yang menyampaikan produk-produk
informasi, baik itu berbentuk informasi berita maupun tayangan-tayangan lainnya
kepada publik (masyarakat).
Dalam
pengertian khusus, terutama di dalam kerja jurnalistik, media massa juga sering
disebut sebagai media pers. Secara umum dipahami pula, bahwa media pers adalah
media yang menyampaikan pesan dan informasi kepada publik melalui kerja
jurnalistik.
Selama
ini di dalam ranah Komunikasi Massa dikenal adanya The Big Five of Mass Media (lima besar media massa). Lima besar
media massa itu meliputi: surat kabar, majalah, radio, televisi dan film.
Tetapi
di dalam kontek dunia jurnalistik, media massa dibagi dalam dua kelompok, yakni
media massa cetak dan media massa elektronika. Media massa cetak meliputi:
surat kabar, majalah, tabloid, dan sejenisnya yang lain. Sedang media masa
elektronika yang dewasa ini populer dengan sebutan media penyiaran meliputi:
media televisi dan radio.
Dewasa
ini, di dalam era perkembangan teknologi yang dahsyat, media massa tidak hanya
sebatas media cetak dan media penyiaran saja. Tetapi telah bertambah dengan
kehadiran media online atau cybermedia, melalui jaringan internet. Walaupun
menggunakan teknologi yang berhubungan dengan elektronika, media online atau
cybermedia memiliki bentuk dan karakter yang berbeda dengan media elektronika
yang selama ini sudak dikenal, seperti media televisi dan radio.
Pada
awalnya, kehadiran media online atau cybermedia telah dipandang sebagai ancaman
berbahaya bagi eksistensi media massa cetak. Namun kemudian pengelola media
massa cetak, telah mensinergikan 'kekuatan' media online atau cybermedia ke
dalam 'kekuatan' yang selama ini telah dimiliki oleh media massa cetak. Sehingga
yang terjadi kini, hampir semua media massa cetak memiliki media online atau
cybermedia. Menariknya, banyak media online atau cybermedia yang kini justru
merupakan bagian usaha atau 'anak usaha' dari perusahaan penerbitan media pers
(media massa cetak).
Fungsi
Media Massa
MEDIA pers atau
media massa, baik itu media massa cetak maupun media elektronika (penyiaran)
memiliki empat fungsi utama.
Keempat fungsi
media massa atau media pers itu meliputi:
1. Pemberi informasi.
2.
Pemberi hiburan.
3. Pemberi
kontrol (alat kontrol sosial)
4.
Pendidik masyarakat.
Pemberi informasi
– Fungsi utama media massa (media pers) adalah pemberi informasi atau
menyiarkan informasi kepada masyarakat (publik). Informasi yang disajikan
melalui karya-karya jurnalistik, atau produk-produk tayangan lainnya. Informasi
yang disampaikan pun beragam jenisnya. Tidak hanya sebatas informasi yang
berkaitan dengan suatu peristiwa, tetapi juga bersifat ide, gagasan-gagasan,
pendapat atau pikiran-pikiran orang lain yang memang layak untuk disampaikan ke
publik, baik itu pembaca, penonton maupun pendengar.
Pemberi hiburan
– Media massa (media pers) juga punya fungsi untuk menghibur publik. Menghibur
dalam kaitan meredakan atau melemaskan ketegangan-ketegangan pikiran karena
kesibukan aktivitas kehidupan. Jadi, informasi atau produk tayangan yang
disajikan media massa (media pers) tidak hanya hal-hal (informasi) bersifat serius
atau berat, tapi juga hal-hal yang mampu membuat publik pembaca, penonton,
maupun pendengar tersenyum, dan melemaskan otot-otot pikirannya. Karya-karya
menghibur itu kalau di media cetak seperti surat kabar, majalah dan tabloid bisa
ditemukan dalam bentuk karya fiksi, seperti cerpen, cerita bersambung, cerita
bergambar, karikatur, gambar-gambar kartun, bahkan juga tulisan-tulisan yang
bersifat human interest. Sedangkan bila di media penyiaran seperti halnya
televisi, karya menghibur itu bisa didapatkan pada tayangan film, sinetron,
musik, dan lain-lainnya. Bahkan, di banyak media televisi, isi siarannya
didominasi oleh tayangan-tayangan yang sifatnya menghibur tersebut.
Pemberi kontrol (alat kontrol sosial)
– Fungsi pemberi kontrol atau sebagai alat kontrol sosial merupakan fungsi
penting yang dimiliki oleh media massa (media pers). Sebagai media penyampai
informasi, media massa atau media pers tidak hanya sebatas menyampaikan atau
memberikan informasi yang berkaitan dengan suatu peristiwa, akan tetapi
berkewajiban juga menyampaikan gagasan-gagasan maupun pendapat yang berkaitan
dengan kepentingan masyarakat luas. Bila ada suatu kebijakan, baik dari
pemerintah maupun lembaga-lembaga tertentu, yang dipandang tidak sesuai atau
berlawanan dengan kepentingan masyarakat, media massa (media pers) punya
kewajiban untuk mengingatkan.
Pendidik masyarakat
– Fungsi sebagai pendidik masyarakat ini juga merupakan fungsi penting yang
disandang media massa (media pers). Dalam pengertian yang luas, media massa
(media pers) berkewajiban mendidik masyarakat dengan memberikan beragam
pengetahuan yang bisa bermanfaat bagi peningkatan nilai kehidupan.
Sajian-sajian karya jurnalistiknya maupun produk-produk tayangannya haruslah mencerahkan dan memberikan tambahan
pengetahuan serta wawasan yang luas, sehingga masyarakat memperoleh pemahaman
atau pengertian baru tentang kehidupan yang lebih maju dibanding sebelumnya.
Peran
Media Massa
DENGAN
fungsi-fungsinya itu media massa atau media pers memiliki pengaruh yang cukup
besar terhadap masyarakat. Melalui pengaruhnya, media massa (media cetak dan media elektronika)
dapat membawa dan menyampaikan pesan-pesan maupun gagasan-gagasan yang
membangun dan bermanfaat bagi kehidupan manusia.
Demikian pula
dalam pembangunan di bidang sosial-budaya, atau bentuk-bentuk kehidupan di
dalam masyarakat, misalnya dalam mewujudkan terjadinya perubahan sosial atau
peralihan masyarakat tradisional ke masyarakat modern, media massa atau media pers
dengan pengaruhnya dapat mempercepat proses perubahan sosial maupun peralihan
itu.
Media massa
(media pers) melalui karya-karya jurnalistik atau produk-produk tayangan yang
disajikannya mempunyai fungsi dan peranan yang besar dalam menciptakan suatu
sikap pembaharuan dalam perilaku dan tatanan sosial serta sikap budaya
masyarakat. Khususnya dalam memperbaharui pola pikir masyarakat yang
tradisional ke pola pikir modern.
Berdasar pada
fungsi dan peranannya yang besar itu, Wilbur Schramm (1982), menyebut pers atau
media massa sebagai “Agen Pembaharu”.
Sebagai agen
pembaharu, pers atau media massa dapat memainkan perannya yang besar dalam
proses perubahan sosial yang berlangsung dalam suatu masyarakat atau suatu
bangsa. Melalui informasi-informasi sebagai hasil kerja jurnalistik maupun
produk-produk tayangan yang disajikan kepada masyarakat pembaca (publik), media
massa (media pers) dapat merangsang proses pengambilan keputusan di dalam
masyarakat, serta membantu mempercepat proses peralihan masyarakat yang semula
berpikir tradisional ke alam pikiran dan sikap masyarakat modern.
Menurut Wilbur Schramm, ada sembilan peranan
pers (tentu yang dimaksud juga media massa) yang sangat membantu terwujudnya
proses perubahan di kalangan masyarakat. Sembilan peranan pers (media massa) itu
meliputi:
1.
Dapat memperluas cakrawala pemikiran.
2.
Dapat memusatkan perhatian.
3.
Mampu menumbuhkan aspirasi.
4.
Mampu menciptakan suasana membangun.
5.
Mampu mengembangkan dialog tentang hal-hal yang berhubungan dengan
masalah-masalah politik.
6.
Mampu mengenalkan norma-norma social.
7.
Mampu menumbuhkan selera.
8.
Mampu merubah sikap yang lemah menjadi sikap yang lebih kuat.
9.
Mampu sebagai pendidik.
(Lihat – Drs. Eduard Depari, Dr. Colin
MacAndrews (ed.), Peranan Komunikasi Massa Dalam Pembangunan, Gadjah
Mada University Press, 1982).
Melihat pada apa
yang telah dikerjakan media massa (media pers) selama ini, dalam kaitan
menyampaikan berbagai informasi serta gagasan-gagasan mengenai pembangunan
kepada masyarakat, terlihat jelas bahwa fungsi dan peranan media massa (media pers)
dalam perubahan sosial di tengah masyarakat tidak dapat diingkari.
Media massa atau
media pers telah memberikan sumbangan yang besar dan amat berharga dalam
merubah sikap pandang dan perilaku masyarakat untuk tanggap serta menerima
kehadiran teknologi-teknologi baru.
Melalui berbagai
karya jurnalistik atau informasi-informasi yang disajikan, media massa (media pers)
akhirnya mampu mempengaruhi, merangsang serta menggerakkan masyarakat untuk
turut serta terlibat secara aktif dalam beragam gerak dan aktivitas pembangunan
di segala sektor.
Media massa (media pers) telah mencoba menempuh berbagai
cara untuk ‘masuk lebih jauh’ ke berbagai ragam persoalan kehidupan masyarakat,
baik di kota maupun pedesaan. Misalnya, di bidang kesehatan, pers sudah
demikian gencar menginformasikan tentang perlunya menjaga kesehatan, menjaga
kebersihan dan menghindari penyakit.
Demikian pula di
bidang pembangunan hukum, media massa tidak pernah berhenti memberitahukan
kepada masyarakat tentang bagaimana menghindari kejahatan, bagaimana menghadapi
tindak kriminalitas, bagaimana tentang hak
maupun kewajiban seseorang di depan hukum, serta tentang ajakan perlunya
melawan korupsi.
Bahkan, di dalam
pembangunan sektor keagamaan pun, media massa (media pers) memiliki peran dan
fungsi yang sangat strategis. Media massa (media pers) dapat dijadikan sarana
dakwah yantg efektif, demi pengembangan dan keberhasilan syiar agama, misalnya
syiar agama Islam.
Jadi, media
massa (media pers) dapat dijadikan sebagai suatu ‘kekuatan besar’ dalam
mempengaruhi, merubah perilaku, dan menggerakkan masyarakat. Terutama dalam
menggerakkan masyarakat untuk melakukan tindakan-tindakann yang positif dan
bermanfaat bagi kehidupannya. Sebaliknya juga, media massa (media pers) bisa ‘diselewengkan’
untuk menggerakkan masyarakat melakukan tindakan-tindakan yang bersifat
destruktif, negatif atau tindakan-tindakan tidak bermanfaat lainnya.
Untuk melengkapi
pemahaman tentang peran media massa itu dapat pula disimak apa yang dinyatakan
oleh tokoh pers, Jacob Oetama. Menurutnya, peranan-peranan media massa itu di
antaranya:
1. Untuk
menggerakkan dan mengembangkan proses integrasi bangsa dan negara dalam
rangka nation
and character building.
2. Untuk
mengembangkan aspirasi masyarakat sekaligus memperkuat percaya diri dan
daya mampu.
3. Untuk
memperkenalkan dan mengintegrasikan inovasi-inovasi yang diperlukan dalam
pembangunan dengan perikehidupan
masyarakat.
4. Untuk
mengkreatifkan identitas bangsa.
5. Untuk menjadi
instrumen akomodasi antara yang baru dan yang lama dalam proses
pembangunan.
6. Untuk
meluaskan wawasan nasional dan wawasan kebangsaan.
7. Untuk menjadi
katarsis ketegangan yang menyertai perubahan besar yang dibawa oleh
pembangunan.
8. Untuk
mempertemukan arah-arah dalam masyarakat yang saling berjauhan dan
berlawanan.
9. Untuk
menyediakan forum bagi terselenggaranya dialog nasional antarkelompok
masyarakat serta antara pemerintah dan
masyarakat, sehingga terbuka iklim dan jalur
partisipasi dan kesadaran bersama serta
tanggung jawab bersama.
(Lihat - Jacob
Oetama, Perspektif Pers Indonesia,
LP3ES, Jakarta, 1987).
Isi Media Cetak
KERJA
jurnalistik selalu dikaitkan dengan pengertian aktivitas pengisian media pers,
seperti surat kabar, majalah dan lainnya. Isian media pers itu adalah karya
jurnalistik.
Akan tetapi
tidak semua isian media massa cetak atau media pers, seperti surat kabar,
majalah dan lainnya itu berupa karya jurnalistik. Karena selain karya
jurnalistik, media massa cetak atau media pers juga diisi dengan karya-karya
non-jurnalistik, iklan dan lain-lainnya.
Ragam karya
jurnalistik di media massa cetak seperti surat kabar, majalah dan lainnya
meliputi:
1.
Berita (straight news).
2.
Feature.
3.
Reportase (berita panjang/mendalam).
4.
Tajuk Rencana.
5.
Kolom.
6.
Artikel.
7.
Karya foto (foto jurnalistik).
Selain itu, di
dalam ‘keluarga besar’ karya jurnalistik itu masih terdapat juga isian yang
disebut: pojok dan karikatur, serta surat pembaca. Meski pun ada juga yang
mengelompokkan ‘surat pembaca’ bukan termasuk dalam keluarga besar karya
jurnalistik.
Berita
– Berita, menurut Willian S Maulsby, adalah merupakan suatu penuturan secara
benar dan tidak memihak dari fakta-fakta yang mempunyai arti penting dan baru
terjadi, yang dapat menarik perhatian para pembaca suratkabar yang memuat
berita tersebut.
Sedangkan
Dja’far H Assegaf dalam bukunya “Jurnalistik Masa Kini” menyatakan,
berita dalam arti jurnalistik adalah laporan tentang fakta atau ide yang
termasa, yang dipilih oleh staf redaksi suatu harian untuk disiarkan, yang
dapat menarik perhatian pembaca entah karena ia luar biasa, entah karena
pentingnya atau akibatnya, entah pula karena ia mencakup segi-segi human
interest seperti humor, emosi, dan ketegangan.
Feature
– Feature memiliki batasan arti atau definisi yang beragam. Para ahli
komunikasi atau pakar pers mempunyai pengertian-pengertian tersendiri, walau
pada dasarnya sama menuju kea rah satu pemahaman. Bila di-Indonesia-kan, maka
feature dapat diartikan sebagai berita kisah atau karangan khas.
Kenapa disebut
berita kisah? Jawabannya sederhana saja, karena bentuk tulisan ini lebih banyak
menekankan pada unsur ‘kisah’ dari suatu obyek penulisan. Disebut karangan
khas, karena feature memiliki sifat khusus, yakni memberikan hiburan di samping
informasi.
Reportase
– Reportase merupakan karya jurnalistik yang berisi laporan tentang suatu
peristiwa, keadaan dan sebagainya atas dasar observasi langsung. Reportase
cenderung ditulis panjang, detail dan mendalam. Bahkan seringkali reportase
dibuat secara bersambung.
Tajuk
Rencana – Tajuk Rencana merupakan pernyataan
dan tanggapan dari media per situ sendiri mengenai fakta dan opini yang ada dan
sedang berkembang di tengah-tengah masyarakat.
Lyle Spencer
dalam buku Editorial Writing mengemukakan, tajuk rencana adalah
pernyataan mengenao fakta dan opini secara singkat, logis, menarik ditinjau
dari segi penulisan dan bertujuan untuk mempengaruhi pendapat atau memberikan
interpretasi terhadap suatu berita yang menonjol, sehingga bagi kebanyakan
pembaca suratkabar akan menyimak pentingnya arti berita yang diajukan tadi.
Kolom
– Kolom masuk dalam keluarga esei. Di dalam Ensilokpedi Pers Indonesia (Kurniawan
Junaedhie, Gramedia, 1991) disebutkan, esei merupakan karangan atau tulisan
dalam bentuk prosa yang tidak amat panjang, membicarakan suatu pokok persoalan.
Esei dibagi
menjadi dua jenis, yakni esei formal dan esei informal. Esei formal lazim
disebut artikel atau risalah. Sedangkan kolom termasuk dalam jenis esei
informal yang lebih bersifat pribadi.
Artikel
– Artikel secara singkat dapat diartikan sebagai suatu tulisan yang bermaksud
menyampaikan gagasan dan fakta. Tujuannya untuk menggugah, meyakinkan,
mengajarkan dan juga menghibur.
Karena merupakan
wujud dari gagasan atau ide dan pemikiran-pemikiran yang disampaikan oleh
penulisnya, maka opini atau pendapat pribadi si penulis sangat berperan di
dalam artikel.
Foto
Jurnalistik – Foto jurnalistik adalah
foto-foto yang mempunyai nilai berita atau informasi. Selain mempunyai nilai berita,
foto-foto jurnalistik juga mengandung nilai-nilai artistik dan menghibur.
Isi
Media Penyiaran
Sesungguhnya
bentuk isi media massa cetak dengan media massa penyiaran (televisi dan radio)
itu sama, yang berbeda hanya pada formatnya. Misalnya, di media massa cetak ada
berita, feature, reportase, maupun kolom, hal yang sama juga ada di media
penyiaran. Target atau sasaran yang ingin dicapai oleh isian di masing-masing
media itu tetap sama, hanya format dan kemasannya yang berbeda, sesuai karakter
medianya sendiri-sendiri.
Hampir
di semua media televisi maupun media radio, ada produk siaran berita, feature,
reportase, maupun kolom atau essai. Akan tetapi memang, di media penyiaran,
khususnya media televisi, isiannya didominasi tayangan yang bersifat hiburan
(menghibur), seperti film (film TV maupun film layar lebar), sinetron, musik,
komedi, dan lain-lainnya.
Namun
bila diklasifikasikan secara khusus, pada umumnya isi siaran (program siaran)
di media televisi maupun media radio itu meliputi acara-acara yang berkaitan
dengan:
1.
News Reporting (Laporan Berita).
2.
Talk Show.
3.
Call-in Show.
4.
Documentair.
5.
Magazine/Tabloid.
6.
Rural Program.
7.
Advertising.
8.
Education/Instructional.
9.
Art & Culture.
10.Music.
11.Soap
Operas/Sinetron Drama.
12.TV
Movies.
13.Game
Show/Kuis.
14.Comedy,
dll.
(Lihat
- Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik
Televisi, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005).
Isi siaran atau program siaran
tersebut dikemas oleh media-media televisi juga media-media radio, dengan
kemasan yang berbeda sesuai karakter maupun target sasaran yang dicapai oleh
media itu masing-masing. Dan, di dalam era persaingan bisnis dewasa ini, isi
siaran atau program-program siaran tersebut telah dijadikan alat atau sarana
oleh masing-masing media dalam merebut 'pasar' dan 'memenangkan pertarungan'.
Karenanya, masing-masing media berusaha untuk menampilkan kelebihan dan
keunggulannya dalam meraih pasar melalui isi siaran atau program siaran yang
ditampilkan.
(Sutirman Eka Ardhana)
Referensi:
1.
Kurniawan Junaedhie, Ensilokpedi Pers
Indonesia, Gramedia, 1991.
2.
Drs. Eduard Depari, Dr. Colin MacAndrews (ed.), Peranan Komunikasi Massa
Dalam
Pembangunan,
Gadjah Mada University Press, 1982.
3.
Jacob Oetama, Perspektif Pers Indonesia, LP3ES, Jakarta, 1987.
4. Dja'far H. Assegaf, Jurnalistik Masa Kini, Ghalia Indonesia,
Jakarta, 1983.
5.
Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi,
Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005.